Cerita Sangkuriang dan Pesan Moralnya

Legenda dari provinsi jawa barat "SANGKURIANG"




https://yiziep.blogspot.com/2019/09/cara-menghilangkan-bruntusan-dengam.html
 
Alkisah pada jaman dahulu, di sebuah kerajaan Jawa Barat, di sebuah daerah Tangkuban Perahu, hiduplah seorang wanita cantik jelita bernama Dayang Sumbi ia sangat gemar menenun, ia juga hidup sendiri dan ia di temani seekor anjing kesayangannya yang bernama Situmang.

Ketika sedang menenun, alat tenunnya terjatuh dari atas rumahnya yang berbentuk rumah panggung lalu Dayang Sumbi turun dan berupaya mencarinya turun ke kolong rumahnya dan di sekitar halaman rumahnya.

Setelah sekian lama mencari namun belum juga ditemukan, sementara hari mendekat ke senja, Dayang Sumbi mulai gusar. Ia berfikir tanpa alat tenunnya itu ia tak akan dapat bertenun lagi ia juga tidak dapat membawa pergi ke pasar tanpa membawa hasil tenunannya untuk ditukar dengan barang yang ia butuhkan.

Dalam keadaan sedih dan galau, Dayang Sumbi mengumunkan bahwa “siapa saja yang dapat menemukan dan mengembalikan alat tenunnya, kalau ia perempuan akan kuangkat menjadi saudara, kalau laki-laki ia akan menjadi suamiku”.

Tiba-tiba,Suatu hari ia dikejutkan oleh Situmang, dengan mengibas-ngibaskan ekornya ke kaki Dayang Sumbi, anjing itu membawa alat tenunnya di mulutnya. Dayang  Sumbi pun terpaksa memenuhi janjinya. Mereka pun menikah.

Perkawinan Dayang Sumbi dengan anjingnya bernama Situmang berjalan dengan biasa tanpa diketahui oleh penduduk.  Sampai akhirnya Dayang Sumbi pun hamil dan melahirkan seorang anak laki – laki yang tanpan dan diberi nama Sangkuriang.

Suatu hari, Dayang  Sumbi menyuruh Sangkuriang untuk berburu mencari hati kijang, Sangkuriang pun berngkat ke hutan ditemani si Tumang. Setelah berburu sepanjang hari, Sangkuriang  tak mendapatkan seekor kijang pun ia juga kesal, karna si Tumang tidak membantunya berburu. Sangkuriang mengambil hati si Tumang dan membawanya pulang.

Saat Sangkuriang pulang kerumah, Dayang Sumbi menanyakan “kemana si Tumang”, tetapi si Sangkuriang tidak menjawab lalu Sangkuriang menunjukan bahwa ia mendapatkan hati seekor kijang.

Dayang Sumbi pun tidak percaya bahwa hati yang dibawa anknya adalah hati seekor kijang, akhirnya, Sangkuriang mengakui bahwa hati yang dibawa adalah hati Situmang.

Betapa kaget dan murkanya Dayang Sumbi, tanpa sadar ia memukul gayung yang dipegangnya kekepala Sangkuriang hingga menimbulkan bekas dikepala ank itu.

Akhirnya Sangkuriang kesal , lalu iya pergimeninggalkan rumah, Dayang  Sumbi menyesali perbuatannya dengan perasaan sedih, ia mengasingkan diri, Membuat para dewa menganugrahkannya kecantikan abadi.

Tahun berganti tahun, Sangkuriang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan gagah, selain itu juga dia memiliki berbagai ilmu kesaktian karna berguru dengan beberapa pertapa sakti.

Ia pergi berburu  berburu ke dalam hutan. Waktu berburu, dia bertemu dengan seorang wanita yang cantik dan jatuih cinta padanya. Mereka saling jatuh cinta tanpa tahu mereka adalah ibu dan anak, Sangkuriang pun  hendak meminangnya.


 


Ketika mendekati pertunangan, Sangkuriang pergi berburu , Ketika akan mengikatkan kain di kepala Sangkuriang, Dayang Sumbi melihat bekas luka yang sama dengan bekas luka anaknya, ia sangat terjekut dan yakin bahwa calon suaminya adalah anak kandungnya.

Dayang Sumbi segera mencari akal untuk mengagalkan pernikahannya. Ia mengajukan persyaratan, yaitu membuat bendungan Sungai Citarum  dan membuatkannya perahu yang besar dalam waktu satu malam, Sangkuriang pun menerima syarat yang diajukan oleh Dayang Sumbi.

Ia mengeluarkan seluruh kemampuan dan kesaktiannya agar perahu tersebut dapat cepat selesai. Dayang sumbi mulai cemas , ketika pada jam 3 dini hari, bendungan dan perahu nya hampir selesai.

Setelah berpikir sejenak dayang sumbi kemudian menggunakan akal pikiranya untuk mengelitik ayam jago dengan kain putih supaya dapat berkokok. Mendengar kokok ayam sementara pembangunan perahunya belum selesai, Sangkuriang sangat marah.

Sekuat tenaga , ia berteriak dan menendang perahu tersebut sangat kencang sehingga terbalik. Tiba – tiba perahu yang terbalik itu berubah menjadi gung, yang saat ini dikenal dengan nama Gunung Tangkuban Perahu.

PESAN MORAL :

1.   Hati – hatilah dengan mulutmu, karna mulutmu dapat mencelakakanmu.
2.   Cinta itu buta, cinta dapat membuat seseorang kehilangan akal sehat
3.   Janganlah membuat janji bila tak berniat menempatinya.



Sekian artikel yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat Aamiin.
Apabila ada kata kata atau kurang sependapat dari artikel di atas silahkan
komentar dibawah terima kasih

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Cerita Sangkuriang dan Pesan Moralnya"